Custom Search

Kesabaran Nabi Ayyub AS,..............................................................................................................................


Kerahkan seluruh pembantumu untuk menggoda Ayyub melalui harta dan keluarganya. Cerai beraikan keluarganya yang rukun damai sejahtera itu. Lihatlah, sampai dimana kemampuanmu untuk menyesatkan Ayyub hamba-Ku.
Apabila kita membaca dan menelaah surah as-Shad ayat 38, “Sesungguhnya kami dapati dia (Nabi Ayyub AS) orang yang sabar”. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat ta’at kepada Tuhannya”. Maka yang tergambar adalah pribadi Nab Ayyub AS yag memiliki maqam / kedudukan sebagai orang yang paling sabar di hadapan Allah SWT.
Nabi Ayyub adalah putera Aish bin Ishaq AS bin Ibrahim AS. Sebagaimana disebutkan dalam kisah nabi Ya’qub AS, Aish adalah saudara kembar Nabi Ya’qub AS. Jadi Nabi Ayyub AS adalah masih kemenakan Nabi Ya’qub AS dan sepupu Nabi Yusuf AS.
Semula beliau dikenal sebagai seorang Nabi yang kaya raya. Harta melimpah dengan binatang ternak yang tak terhitung jumlahnya. Namun demikian beliau tetap ta’at beribadah, gemar melakukan kebajikan, suka menolong orang-orang yang menderita terlebih golongan fakir miskin.
Para Malaikat kagum dengan keta’atan, keikhlasan Nabi Ayyub AS dan memperbincangkannya. Iblis yang mendengar perbincangan malaikat tersebut merasa iri dan berkeinginan menjerumuskan nabi Ayyub AS dan mencelakakannya.
Pada mulanya iblis mencoba sendiri menggoda Nabi Ayyub AS agar tersesat dan menjadi orang yang tidak bersyukur kepada Allah SWT. Akan tetapi usahanya gagal. Lalu iblis menghadap Allah SWT meminta agar dia diizinkan untuk menguji keikhlasan Nabi Ayyub AS. Iblis berkata, “wahai Tuhan, sesungguhnya Ayyub senantiasa patuh dan ta’at kepada-Mu, berbakti dan selalu memujimu. Semua itu tak lain karena ia ingin agar kekayaannya tetap terpelihara. Semua ibadah yang dia lakukan bukan karena ikhlas, cinta dan ta’at kepada-Mu akan tetapi andai dia terkena musibah dan kehilangan harta benda serta anak dan isteri belum tentu ia akan mampu untuk ta’at dan ikhlas menyembah-Mu. “
Allah SWT berfirman kepada iblis, “sesungguhnya Ayyub adalah hamba-Ku yang sangat ta’at kepada-Ku. Ia seorang mukmin sejati. Apa yang ia lakukan adalah untuk mendekatkan diri kepada-Ku. Semua itu semata-mata didorong oleh iman yang kuat kepada-Ku Iman dan takwanya tidak akan goyah hanya oleh perubahan duniawi. Cintanya kepada-Ku tidak akan berkurang walau ditimpa musibah apapun yang menimpa dirinya. Karena ia yakin bahwa apa yang ia miliki adalah pemberian-Ku yang sewaktu-waktu dapat Aku cabut daripadanya, atau Kujadikan berlipat ganda. Ia bersih dari segala tuduhan dan persangkaanmu. Engkau tidak rela melihat hamba-hamba-Ku, anak cucu Adam berada di atas jalan yang lurus. Untuk menguji keteguhan hati Ayyub dan keimanannya kepada takdir-Ku, Kuizinkan engkau untuk menggoda dan memalingkannya dari-Ku. Kerahkan seluruh pembantumu untuk menggoda Ayyub melalui harta dan keluarganya. Cerai beraikan keluarganya yang rukun damai sejahtera itu. Lihatlah, sampai dimana kemampuanmu untuk menyesatkan Ayyub hamba-Ku.”
Demikianlah iblis dan para pembantunya mulai menyerbu untuk menggoda keimanan Nabi Ayub AS. Mula-mula mereka membinasakan binatang ternak milik Nabi Ayyub AS. Disusul membinasakan lumbung-lumbung gandum dan lahan pertaniannya yang terbakar musnah. Iblis mengira Nabi Ayyub AS akan berkeluh kesah setelah kehilangan ternak dan hasil pertaniannya. Akan tetapi Nabi Ayyub AS tetap berhusnudzan kepada Allah SWT. Segalanya ia pasrahkan kepda Allah SWT. Harta adalah titipan Allah SWT yang sewaktu-waktu dapat diambil kembali. Berikutnya iblis mendatangi putera-putera Nabi Ayyub AS yang sedang berada di sebuah gedung yang besar dan megah. Mereka menggoyangkan tiang-tiangnya sehingga robohlah gedung itu dan anak-anak Nabi Ayyub AS yang berada di dalamnya meninggal semua. iblis mengira usahanya tersebut akan mamapu menggoyahkan keimanan Nabi Ayyub AS yang sangat menyayangi putera-puteranya. Tetapi sekali lagi mereka harus kecewa. Nabi Ayyub AS tetap berserah diei kepada Allah SWT. Meskipun Beliau bersedih hati dan menangis akan tetapi jiwa dan hati beliau tetap kukuh dalam keyakinan bahwa jika Allah Yang Mahamemberi menghendaki sesuatu, maka tidak ada seorangpun yang mampu menghalanginya.
Iblis masih belum puas, kemudian mereka menaruh kuman penyakit di sekujur tubuh Nabi Ayyub AS sehingga beliau menderita penyakit kulit yang sangat menjijikkan sehingga dijauhi sanak famili dan tetangganya. Isteri-isteri beliau lari meninggalkannya dan hanya satu yang tetap setia mendampinginya yaitu Rahmah. Lebih dari itu para tetangga yang tidak ingin tertular dengan penyakit ini, mengusir beliau hingga keluar dari kampung mereka. Maka keluarlah Nabi Ayyub AS dan Rahmah ke sebuah tempat yang sepi.
Waktu tujuh tahun dijalani merupakan ujian penderitaan yang sangat berat bagi Nabi Ayyub AS dan isterinya, tetapi Nabi Ayyub AS tetap bersabar, berdzikir menyebut asma Allah SWT. Diriwayatkan bahwa isteri beliau berkata, “Hai Ayyub, seandainya engkau berdo’a kepada Tuhanmu niscaya Dia akan membebaskan-Mu”. Naun Nabi Ayyub AS menjawab, “Aku telah hidup selama 70 tahun dalam keadaan sehat, dan Allah SWT baru mengujiku dengan penyakit selama 7 tahun, sungguh itu adalah perbandingan yang sangat sedikit”.
Demikianlah Nabi Ayyub AS menerima ujian dari Allah SWT dengan sabar dan ikhlas. Beliau telah hidup berpuluh tahun dalam kenikmatan. Maka beliau merasa malu untuk berkeluh kesah kepada Allah SWT untuk kesengseraan yang hanya beberapa tahun. Sakit yang diderita Nabi Ayyub AS membuat tidak ada lagi anggota badannya yang utuh kecuali Jantung (hati) dan lidahnya. Dengan hati dan lidah itu Nabi Ayyub AS tidak pernah berhenti berdzikir kepada Allah SWT, baik pada waktu pagi maupun petang hari.
Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, Rahmah terpaksa bekerja di sebuah pabrik roti. Pagi berangkat sedangkan sore harinya pulang ke rumah. Lama kelamaan majikannya mengetahui bahwa Rahmah adalah isteri Nabi Ayyub AS yang memiliki penyakit berbahaya. Mereka khawatir ia akan membawa bibit penyakit yang dapat menular, maka mereka kemudian memintanya berhenti bekerja.
Rahmah masih memikirkan suaminya, maka ia meminta majikanya berkenan memberikan hutang dalam bentuk roti tetapi permintaan tersebut ditolak. Majikannya hanya mau memberi roti apabila ia mahu memotong gelung/rambutnya yang panjang. Padahal gelung/rambut tersebut sangat disukai suaminya. Namun demi mendapatkan roti, akhirnya Rahmah mau juga, dan setuju dengan usul majikannya itu.
Ternyata perbuatan tersebut menyebabkan Nabi Ayyub AS menduga bahwa ia telah berselingkuh. Akhirnya pada suatu hari Rahmah berpamitan meninggalkan suaminya. Ia beralasan ingin bekerja untuk menghidupi sang suami. Nabi Ayyub AS melarangnya namun Rahmah tetap memaksa sembari berkeluh kesah. Sesungguhnya tindakan Rahmah inipun tidak lepas dari peranan iblis yang menghasutnya untuk meninggalkan suaminya.
Mendengar keluh kesah isterinya maka berkatalah Nabi Ayyub AS, “Kiranya kau telah terkena bujuk rayu iblis, sehingga berkeluh kesah atas takdir Allah SWT . awas, jika kelak aku telah sembuh, kamu akan aku pukul seratus kali. Mulai saat ini tinggalkan aku seorang diri, aku tidak membutuhkan pertolonganmu sampai Allah SWT menentukan takdirnya”.
Dengan demikian tinggalah Nabi Ayyub AS seorang diri setelah ia mengusir Rahmah. Ditengah kesendiriannya Nabi Ayyub AS bermunajat kepada Allah SWT dengan sepenuh hati memohon Rahmat dan kasih sayang-Nya. Allah SWT akhirnya menerima do’a Nabi Ayyub AS yang telah mencapai puncak kesabaran dan keteguhan iman dalam menghadapi cobaan. Dikatakan kepadanya, “Hantamkanlah kakimu, inilah air yang sejuk untuk mandi dan minum”. (QS Shad 42)
Nabi Ayyub AS kemudian menghantamkan kakinya, maka memancarlah mata air yang dingin. Dikatakan kepadanya, “Minumlah serta mandilah”. Nabi Ayyub AS melakukannya maka Allah SWT menghilangakn penyakit yang menimmpa bathin dan lahirnya.
Kemudian Allah SWT juga mengembalikan keluarganya, hartanya, sejumlah nikmat dan kebaikan dalam jumlah yang banyak. Dimulai dari Rahmah sang isteri yang telah pergi meninggalkannya. Lama kelamaan Rahmah merasa kasihan karena meninggalkan suaminya seorang diri. Ia datang untuk menjenguk, namun ia tidak mengenali lagi suaminya karena pada saat itu Nabi Ayyub AS telah menjadi lebih sehat, lebih segar dan lebih tampan.
Saat datang dan bermaksud menemui Nabi Ayyub AS, Rahmah melayangkan pandangannya dalam keadaan tertegun. Nabi Ayyub AS menyambutnya dalam rupa yang Allah SWT telah menyembuhkan penyakit yang dideritanya dan rupa yang sangat tampan seperti semula.
Ketika melihatnya, Rahmah bertanya, “Semoga Allah SWT memberkatimu. Apa engkau melihat Nabi Allah SWT yang sedang diuji ? Demi Allah aku melihatnya mirip denganmu ketika ia sehat.” Nabi Ayyub AS menjawab, “Sesungguhnya aku inilah dia.”
Ketika itu di hadapannya terdapat dua buah gundukan yaitu gundukan gandum dan jewawut (sejenis makanan untuk burung) . Kemudian Allah SWT mengirimkan dua buah awan. Dan ketika salah satunya menaungi gundukan gandum, tercurah padanya emas hingga penuh, sedangkan pada gundukan jewawut tercurahlah mata uang hingga penuh. (HR Abu Ya’la).
Ketika sakit, Nabi Ayyub AS menemukan kepingan uang isterinya yang diperoleh dari pekerjaannya. Nabi Ayyub AS menduga bahwa sang isteri telah menyeleweng sehingga ia bersumpah akan mencambuknya seratus kali. Karena sang isteri tidak melakukan apa yang disangkakan kepadanya, maka Allah SWT meringankannya. “Dan ambilah dengan tanganmu seikat rumput sebanyak seratus helai kemudian pukulah ia dengannya....dan janganlah kamu melanggar sumpah” (QS. Shad 44). Yaitu melanggar sumpahmu bahwa kamu akan mencambuknya. Nabi Ayyub AS merasa lega dengan jalan keluar yang diberikan Allah SWT . Dengan seratus helai rumput, dipukulnya isterinya dengan satu kali pukulan dengan sangat pelan maka terlaksanalah sumpah itu. Berkat kesabaran dan keteguhan imannya, Nabi Ayyub AS dikaruniai lagi harta benda yang berlimpah ruah. Dari Rahmah kemudian ia memperoleh anak yang bernama Basyar yang dikemudian hari menjadi seorang nabi yang dikenal dengan nama Zulkifli.
Dengan kesabarannya itu Nabi Ayyub AS menjadi suri tauladan bagi orang-orang yang sabar, penghibur bagi orang-orang yang mendapat ujian atau ditimpa musibah serta ibarat bagi orang-orang yang mau mengambil pelajaran.
.
.



Template by: Abdul Munir
Website: 99computercity